Liputan6.com, Jakarta – Berbulan-bulan sudah sejak negosiasi untuk mendapat kontrak kerja yang adil dilakukan karyawan Conde Nast yang tergabung dalam serikat pekerja dan NewsGuild of New York. Di gebrakan terbaru yang diumumkan Senin, 29 April 2024, mereka mengaku siap “keluar dari pekerjaan” jika manajemen tidak berkompromi.
Hanya enam hari menjelang Met Gala 2024, melansir Hypebeast, Selasa, 30 April 2024, pihaknya menjamin minggu yang sibuk dengan aksi serikat pekerja untuk memberi tekanan pada petinggi perusahaan. Mayoritas anggota bahkan berjanji “melakukan apa pun,” menurut TheWrap.
Di Instagram, Conde United membagikan video para anggotanya berbagi alasan mengancam akan mogok kerja. “Saya siap (mogok untuk) mendapatkan kontrak yang adil. Saya siap mogok untuk mendapatkan upah yang adil,” kata beberapa karyawan.
Para pekerja di belakang @vogue, @vanityfair, @teenvogue, @bonappetitmag, @glamourmag, @gq, dan banyak lagi sudah muak dengan manajemen yang sangat fokus pada PHK dan proposal kontrak yang merendahkan, seperti gaji minimum yang sangat rendah yang bahkan tidak akan berlaku sampai tahun depan,” begitu bunyi keterangan unggahan yang dimaksud.
“Jika manajemen tidak ingin kami mogok, mereka tahu persis apa yang harus dilakukan!” imbuh mereka. Pada November 2023, Conde Nast mengumumkan rencana PHK pada lebih dari lima persen karyawannya. CEO Roger Lynch menyatakan bahwa lebih dari 300 pekerja terdampaknya karena perusahaan berupaya memprioritaskan “pengurangan biaya.”
Kemudian, pada Januari 2024, lebih dari 400 anggota Conde Nast Union melakukan aksi mogok kerja selama satu hari. Ini dilakukan demi memprotes perusahaan yang dituduh “terlibat dalam tawar-menawar yang regresif dan melanggar hukum dengan membatalkan tawaran yang sebelumnya mereka buat terkait PHK,” menurut THR.
Meningkatkan Jumlah Pekerja Kena PHK
Pada Maret 2024, jajaran petinggi Conde Nast meningkatkan jumlah total PHK yang direncanakan, menempatkan lima karyawan lagi dalam daftar mereka, menurut siaran pers. Berita ini muncul setelah Lynch menyatakan perusahaan tidak memiliki rencana “pengurangan lebih lanjut,” dalam sebuah wawancara dengan Axios di bulan yang sama.
Dalam upaya lain untuk mencapai kesepakatan minggu lalu, anggota serikat pekerja mengadakan demo di kawasan tempat tinggal Anna Wintour di New York City. Mereka membagikan tanda bertuliskan, “Anna memakai Prada; pekerja mendapat nada.”
Demonstrasi tersebut bertujuan “menarik perhatian pada perjuangan mereka untuk mendapat kontrak yang adil dari dia dan eksekutif lain di perusahaan,” menurut rilis. “Manajemen tampaknya berpikir bahwa mengancam kami dengan lebih banyak PHK dan membuang-buang waktu di meja perundingan adalah hal yang wajar,” kata Alma Avalle, penulis dan produser Bon Appetit, melalui TheWrap.